Akuntansi

Investasi Energi Alternatif

Investasi Energi Alternatif – Pasar minyak bukan satu-satunya yang sedang naik daun. Saham energi alternatif juga semakin diminati oleh banyak investor. Karena harga minyak dan gas makin mahal, banyak orang—terutama di Amerika—mencari bahan bakar nonfosil yang lebih murah. Permintaan inilah yang membuat saham energi alternatif ikut meroket.

Buat kamu yang peduli dengan lingkungan, ini adalah kesempatan emas. Dengan berinvestasi di energi alternatif, kamu bisa mendukung upaya pelestarian lingkungan sekaligus mendapatkan keuntungan finansial. Ini situasi yang menguntungkan dua belah pihak!

Contohnya, Pacific Ethanol Inc., perusahaan kecil yang memproduksi etanol sejak 2003, berhasil meningkatkan harga sahamnya di NASDAQ hingga tiga kali lipat hanya dalam satu tahun setelah go public pada Maret 2005. Perusahaan-perusahaan energi terbarukan seperti ini menarik banyak investasi besar, termasuk dari Bill Gates, yang melalui perusahaannya, Cascade Investment, menyuntikkan dana $84 juta ke Pacific Ethanol.

Dukungan Pemerintah AS

Pemerintah AS juga melihat energi alternatif sebagai bahan bakar masa depan. Dalam Undang-Undang Kebijakan Energi 2005, pemerintah memasukkan berbagai insentif pajak untuk mempercepat pertumbuhan sektor ini.

Sebenarnya, sejak krisis minyak 1973, banyak upaya dilakukan untuk mengembangkan energi alternatif, tapi perkembangannya sempat terhambat. Sekarang, industri ini kembali bangkit, meskipun masih didominasi oleh perusahaan berskala kecil. Sejak 2005, 15 dari 36 perusahaan dalam WilderHill Clean Energy Index berhasil meraih keuntungan besar dari sumber energi seperti tenaga air, angin, matahari, dan sel bahan bakar.

Perusahaan Besar Mulai Ikut Bermain

Beberapa perusahaan besar juga mulai melirik sektor ini. Misalnya, General Electric (GE) dan Siemens dari Jerman. Bahkan, perusahaan minyak besar seperti BP juga ikut berinvestasi di energi bersih sebagai strategi diversifikasi.

Contohnya, GE menghasilkan hampir $2 miliar dari penjualan turbin tenaga angin pada 2005, tiga kali lipat lebih besar dibandingkan 2002. Namun, angka ini masih hanya 1% dari total pendapatan GE.

Investor berharap bahwa teknologi energi alternatif yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan kecil akan semakin berkembang dan menjadi lebih komersial, sehingga harga saham mereka bisa meroket. Buktinya, dalam setahun terakhir, WilderHill Clean Energy Index naik 26%, dibandingkan kenaikan harga minyak yang mencapai 50%. Meskipun belum sebesar sektor minyak, pertumbuhan ini cukup menjanjikan.

Kebutuhan Energi yang Semakin Meningkat

Karena pasokan minyak tidak selalu stabil, banyak negara mulai beralih ke batu bara, yang tersedia melimpah di AS, China, dan India. Dulu, batu bara dianggap sebagai sumber energi yang kotor, tetapi berkat kemajuan teknologi, sekarang batu bara bisa diolah agar lebih ramah lingkungan.

Investor cerdas mulai membeli saham produsen batu bara seperti Peabody Energy Corp. dan Arch Coal Inc., dua perusahaan batu bara terbesar di AS. Saham batu bara juga mendapat keuntungan dari lonjakan permintaan dari pembangkit listrik dan pabrik baja.

Sebagai gambaran, Massey Energy Co. dari Virginia melaporkan bahwa harga jual rata-rata batu bara untuk industri baja naik 38% pada 2005. Sementara itu, Consol Energy Inc., produsen batu bara terbesar ketiga di AS, bahkan menggelontorkan $500 juta untuk ekspansi tambang demi memenuhi permintaan pasar.

Lonjakan harga gas alam juga ikut meningkatkan permintaan batu bara. Banyak pembangkit listrik beralih dari gas ke batu bara, karena biaya batu bara hanya setengah dari harga gas alam.

Pada 2006, Duke Energy Corp. bahkan membeli Cinergy Corp. senilai $9 miliar, terutama karena Cinergy memiliki banyak pembangkit listrik berbasis batu bara.

Minyak Masih Menjanjikan

Di sisi lain, perusahaan minyak kecil juga tetap menarik perhatian investor. Beberapa perusahaan minyak kecil bahkan mampu mengungguli perusahaan raksasa.

Sebagai contoh, Apache Corp. dari Houston memberikan return 51% kepada pemegang saham dalam 12 bulan, berkat kenaikan harga minyak mentah sebesar 51% dan harga gas alam 11% pada kuartal pertama 2005.

Perusahaan transportasi minyak juga tidak mau ketinggalan. Overseas Shipholding Group dari New York melakukan akuisisi pada 2005 yang menjadikannya perusahaan kapal tanker minyak terbesar kedua di dunia. Sementara itu, Teekay Shipping Corp. dari Kanada berhasil mengumpulkan $132 juta dari penjualan sahamnya, yang sebagian besar digunakan untuk memperbesar armada kapal LNG (gas alam cair).

Apakah Terlambat untuk Investasi di Sektor Energi?

Jawabannya: Belum terlambat! Perusahaan pengelola investasi besar seperti BlackRock, Inc., yang mengelola dana senilai $391 miliar, masih aktif membeli saham energi.

Pada 2005, mereka melaporkan ke SEC bahwa mereka telah membeli saham senilai $870 juta, termasuk di perusahaan batu bara Peabody, Arch, Consol, dan Massey, dengan kepemilikan antara 3,3% hingga 8,8% di masing-masing perusahaan.

Kesimpulan
Dunia membutuhkan banyak energi, tetapi pasokannya semakin ketat. Harga minyak berpotensi melonjak tajam, dan bagi investor yang cerdas, peluang keuntungannya sangat besar.

Jadi, apakah kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di energi alternatif?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *